Rabu, 18 Juni 2008

PGRI DIPOLITISASI?

MajunyaPak Darto sebagai cawagub Jateng menimbulkan tanda tanya besar. Status beliau kan masih sebagai ketua PGRI jateng. Jangan-jangan ada arahan-arahan khusus yang menggiring seluruh ato sebagian anggota PGRI untuk memilih beliau dan pasangannya tentu saja. Kalau ini terjadi, wah gawat. Bisa-bisa antar anggota PGRI Jateng bisa terpecah persatuannya. Mestinya sebelum mencalonkan diri sebagai Cawagub pak Darto mundur dulu sebagai ketua PGRI jateng, supaya PGRI tetap terkesan netral.

Namun demikian, kita sebagai anggota PGRI tentu saja juga berharap, kalau nanti Pak Darto terpilihtidak melupakan nasib para guru di Jateng, meski ada kesangsian betapa selama ini yang namanya Wagub tidak memiliki peran yang berarti dalam pengambilan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Gubernur.

Setidaknya....
Jangan sampai Pak Darto melupakan asal-muasalnya yang dalam pepatah Jawa dikenal "kacang mangsa ninggal lanjaran" (kalo tidak salah lho-gimana ini para guru bahsa Jawa?).
begitu khan Pak Darto

(Abi-Solo)

Senin, 25 Februari 2008

TANGGAPAN BERAGAM WARNA ....

Saya sepakat dengan keberagaman Himpunan Profesi dan Keahlian Sejenis adalah kekuatan yang akan mengantarkan guru profesional. Kerjasama dan sinergi langkah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan akan diwujudkan pada acara Seminar Nasional "Exchange Exparience Lesson Study" yang akan dilaksanakan di LPMP Jateng hari Sabtu 23 Febuari 2008. Seminar dengan Tema Lesson Study sebagai Pola Pengembangan Kompetensi Tenaga Pendidik, diselenggarakan oleh beberapa organisasi profesi yaitu AGMP PGRI Jateng, MGMP Biologi SMA Jateng, dan Perhimpunan Pengajar Biologi Indonesi (PPBI)terbuka bagi guru-guru semua mata pelajaran dan dari level manapun. Seminar yang menjadi wahana tukar pengalaman tentang implementasi Lesson Study di Sekolah ini dengan pembicara kunci Sumarna Surapranata, PhD (Direktur Pembinaan Diklat PMPTK Depdiknas), Dr. Asep Supriatna, MSi (Expert JICA dalam Program SISTTEMS UPI Bandung), Drs. Muhtar (praktisi Lesson Study dari SMP Negeri 1 Tomo Sumedang)merupakan lanhkah awal dari kerjasama berbagai organisasi profesi. Perbedaan itu akan menjadi kekuatan yang perlu diberdayakan. Selamat datang guru-guru jawa tengah, semoga tidak ada waktu terlambat untuk memperbaiki citra diri. Terimakasih atas respon dan tanggapan serta ide dan kritik yang membangun.Selamat berkarya semoga sukses.
(dari Titi Priyatiningsih, guru di SMA Negeri 16 Semarang, Pengurus AGMP PGRI Jateng, Ketua PPBI, Ketua MGMP Biologi SMA Jateng).

Kamis, 14 Februari 2008

BERAGAM WARNA TAPI TETAP SATU JUA

Adanya organisasi-organisasi non PGRI sekarang ini hanyalah memecah belah persatuan guru-guru .....

Pernyataan di atas disampaikan oleh salah seorang pengurus PGRI Jawa Tengah pada acara Temu Ilmiah Guru di Aula IKIP PGRI hari Ahad, 10 Februari 2008. Saya pikir pernyataan ini merupakan langkah mundur, mengingat bahwa keberagaman sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya Indonesia. Lihat pita yang dicengkeram oleh garuda yang gagah perkasa jelas bertuliskan "Bhinneka Tunggal Ika".

Semestinya PGRI lebih banyak untuk introspeksi diri. Bahwa yang dirasakan oleh anggotanya PGRI kurang memberi manfaat langsung ke kalangan grass root mungkin menjadi catatan tersendiri. Semestinya agar para anggota merasa lebih "handarbeni", para pengurus lebih sibuk mensosialisakan program-program dan hasil kerjanya ke daerah-daerah. Bukan malah mencari "musuh" dengan mengatakan ini-itu pada organisasi lain yang dampaknya bagi PGRI jelas tidak menguntungkan.

Bukankah kita bisa positif thinking pada organisasi tersebut? PGRI jelas organisasi besar dengan program yang besar, tetapi saya yakin masih ada sisi-sisi lemah yang mungkin bisa diisi oleh organisasi guru lain. Jelas akan lebih menguntungkan apabila PGRI bersinergi dengan organisasi-organisasi lain dalam mencapai tujuannya maupun dalam merealisasikan program-programnya. Biarlah perbedaan-perbedaan pandangan kita sikapi dengan legowo, sementara kalau ada kesamaan tujuan kita bisa bekerjasama. Dengan demikian keragaman bisa menjadi sebuah kekuatan besar ketika masing-masing memiliki kesadaran untuk menyatukan potensi demi mencapai tujuan bersama untuk memperjuangkan nasib guru di negeri tercinta ini.

Bukankah pelangi indah karena warna-warninya?

By: Tutut-MGMP Biologi SMA/MA Kota Solo
(Buat Pak Darto selamat berjuang. Perkataan akan lebih bermakna dan bernilai jika disertai amal nyata)